Sabtu, 31 Mei 2008

AL-QUR'AN DAN BUMI

KADAR HUJAN

Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu.
Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut;
"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al Qur'an, 43:11)
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern.
Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi.
Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu.
Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.









Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton.
Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar".
Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini,..
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi.
Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.








PERGERAKAN GUNUNG
Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88) Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada.
Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.
Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya.
Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India.
Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India.
Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun.
Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20.
Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan.
Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya.
Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.

AL-QUR'AN DAN FISIKA



RELATIVITAS WAKTU



Sebelum abad ke 20, Relativitas Waktu adalah bahasa, pengertian yang aneh bagi masyarakat kebanyakan disemua belahan dunia manapun. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaan.
Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah.
Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20.
Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.
Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47).
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.







PENCIPTAAN YANG BERPASANG PASANGAN



Biasanya apabila ada Undangan Menikah Firman Alloh SWT inilah yang sering ditampilkan dalam undangan tersebut.
Sebatas dalam pikiran Manusia bahwa makna "pasangan" umumnya bermakna :
Laki-laki dan Perempuan, atau jantan dan betina.
Sedangkan kalimat "Maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" jarang dan mungkin tidak dianggap apa-apa.
Padahal ungkapan "Maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat ini memiliki cakupan yang lebih luas.
Adapun Firman Alloh SWT tersebut adalah :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an, 36:36)
Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap.
Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933.
Penemuan ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif.
Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut.
Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan.

AL QUR'AN DAN BIOLOGI


BAGIAN OTAK YANG MENGENDALIKAN GERAK KITA

"Hati-hati nanti Ubun-ubun nya dicabut/ ditarik oleh Alloh SWT....Ungkapan ini sering terdengar oleh kita dari perkataan orang tua apabila menemukan orang yang suka mendustakan Agama dan durhaka.
Ditambah ada Firman Alloh SWT mengenai Ubun-ubun ini :
"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al Qur'an, 96:15-16).
Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh menarik.
Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak.
Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu.
Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar).
Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)
Buku tersebut juga mengatakan:
Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)
Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.
Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar merujuk pada penjelasan di atas.
Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Alloh SWT dalam Al Qur'an sejak dulu.

JENIS KELAMIN BAYI

Keyakinan dan mungkin pemahaman yang beredar di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita.
Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari PRIA.

Informasi yang sebenarnya baru ditemukan pada abad ke 20, setelah ditemukannya ilmu genetika.

Inilah Bukti Keagungan Alloh SWT:

Kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X berisi sifat-sifat kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang menentukan sifat-sifat kewanitaan. Di dalam air mani ayah, terdapat sperma-sperma yang berisi kromosom X atau kromosom Y saja. Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada jenis kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau Y. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat (Al-Qur'an, 53:45-46) tersebut, penentu jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan tentang hal ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa Al Qur'an diturunkan, adalah bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
Awalnya ilmu pengetahuan meyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu.
Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan.
Namun kita diberitahu informasi yang berbeda dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".
"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini.
Kini Dunia Ilmu Pengetahuan meyakini bahwa bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin.
Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin.
Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita.
Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini.
Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan.
Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X.
Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y.
Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.

Senin, 19 Mei 2008

BILA AL-QUR'AN BISA BERBICARA


Pada saat di kantorku dilaksanakan program Binroh, seperti biasa rangkaian acara diantaranya Pembacaan Ayat-ayat Suci Alquran, yang dengan merdu dibacakan oleh rekan kami.
Pada saat itu juga terlintas didalam pikiranku sesuatu yang sangat menyentuh perasaan dan sanubariku. Apakah ayat-ayat suci ini masih sering berkumandang oleh suaraku sendiri !!!.
Andaikan Alqur'an bisa berbicara mungkin ini yang akan disampaikannya kepadaku :

"Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku.
Dengan wudhu, aku kau sentuh dalam keadaan suci.
Aku kau pegang, kau junjung aku dan kau pelajari.
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras.
Setelah usai, engkaupun selalu menciumku dengan mesra.
Sekarang, telah dewasa …
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku …
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah …
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuaanmu.
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar ngaji saja … ?
Sekarang, aku engkau simpan rapi sekali.
Hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya.
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu.
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa.
Atau aku kau perbuat sebagai penangkal untuk menakuti hantu dan syetan.
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian.
Diatas lemari, didalam laci aku engkau pendamkan.
Dulu … Pagi-pagi surah-surah yang ada padaku, engkau baca beberapa halaman.
Sore harinya, aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu disurau
Sekarang …
Pagi-pagi sambil minum kopi, engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV.
Waktu senggang, engkau sempatkan mambaca buku karangan manusia.
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah yang Maha Perkasa, engkau campakan, engkau abaikan dan engakau lupakan …
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah-surahku (Basmalah).
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi.
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku dilaci mobilmu.
Sepanjang perjalanana radiomu selalu tertuju kestasiun radio favoritmu.
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun.
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu.
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam didepan TV.
Menonton pertandingan sepak bola, musik atau film dan sinetron laga.
Didepan computer berjam-jam engkau betah duduk hanya sekedar mambaca berita murahan dan gambar sampah.
Waktupun cepat berlalu …
Aku menjadi semakin kusam dalam lemari.
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu.
Seingatku diawal Ramadhan engkau membacaku kembali.
Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang semerdu dulu.
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancer lagi setiap membacaku.
Apakau Koran, TV, Radio, Komputer dapat membarimu pertolongan … ?
Bila engkau dikubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba.
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhan-Nya.
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktu …
Setiap saat berlalu …
Kuranglah jatah umurmu …
Dan akhirnya kubur senantiasa menunggu kedatanganmu Engkau bisa kembali kepada Robbmu sewaktu-waktu.
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati …
Dikubur nanti …
Aku akan datang sebagai pemuda gagah dan tampan yang akan membantu engkau membela diri.
Buka Koran yang engkau baca yang akan mambantumu dari perjalanan dialam akhirat.
Tapi akulah “Al-Qur’an” kitab sucimu.yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.
Peganglah aku lagi …
Bacalah kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci yang berasal dari Allah SWT.
Yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Rasulullah.
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu …
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu.
Letakan aku selalu didepan meja kerjamu.
Agar senantiasa mengingat Robbmu.
Sentuhilah aku kembali …
Baca dan pelajari aku …
Setiap datangnya pagi dan sore hari.
Seperti dulu … dulu sekali …
Waktu engkau masih kecil, lugu dan polos".

Kalimat tersebut seharusnya tidak akan keluar kalau aku menganggap bahwa Al-Qur'an adalah
kitab suciku yang akan senantiasa setia menemani dan melindungi. Dan itu akan terjadi apabila aku benar-benar membaca, menghayatinya, mempelajari dan mengamalkan ayat ayat yang berada di dalamnya.
Baca dan pelajari aku.....
seperti dulu....dulu sekali....
Baca.....
Baca......



MISTERI TERBELAHNYA BULAN

Pada saat bulan purnama, selain bentuknya yang bulat juga memancarkan sinar yang terang. Hal seperti ini sangat aku sukai dan nantikan. Pada saat asyik melihat indahnya cahaya bulan yang memancar ke Bumi, teringat dalam benakku: Suatu artikel yang mengatakan bahwa Bulan pernah terbelah kemudian bersatu lagi. Dan inilah artikel itu :

Allah berfirman
: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)"
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah.
Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ.Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim.
Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an.
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah" mengandung mukjizat secara ilmiah ?
Maka saya menjawabnya:
Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya.
Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya.
Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu.
Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.
Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan.
Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ?" Mereka menjawab: "Coba belahlah bulan, ...
"Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya.
Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan.
Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya.
Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir"orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu.
Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan.
Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.
Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?
"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!! !
"Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar).
Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata,
"Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka.
Dan setiap urusan benar-benar telah tetap .....sampai akhir surat Al-Qamar.
Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris.
Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?"Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: "Dipersilahkan dengan senang hati."Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia.
Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah.
Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah......." Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal??
Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali??
Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu???
Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.
Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris.
Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.
Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa.
Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.
Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab,
"Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.
Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?" Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan.
Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu.
Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!!
Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... (aku pun bergumam), "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ...
Saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq

Maka, apakah kita masih meragukan Kebesaran Alloh SWT.

"Maha Benar Alloh dengan segala FirmanNYA"


Kamis, 15 Mei 2008

Bila Ibu Boleh Memilih


Anakku...
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu?
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak...engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata
Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surgaKarena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah...saat paling membahagiakanSegala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu
Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan
Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku...Hidup memang pilihan...Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...Maafkan ibu...Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...

WANITA SEBAGAI ISTRI


Sebagian agama dan sistem menganggap wanita sebagai barang yang najis atau sesuatu yang menjijikkan dari perbuatan syetan yang harus dijauhi dan lebih baik hidup menyendiri.
Sebagian yang lainnya menganggap bahwa kedudukan seorang istri sekedar sebagai alat pemuas nafsu bagi suaminya atau yang meladeni makanannya dan menjadi pelayan di dalam rumah tangganya.
Maka Islam datang untuk mengumumkan batalnya kerahiban dan melarang hidup menyendiri (tak mau menikah selamanya).
Sebaliknya, Islam mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan adalah salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dalam kehidupan ini.
Allah SWT berfirman:"Dan di antara tanda-tanda kekuasann-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhrya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Rum: 21)
Ada sebagian sahabat Rasulullah SAW yang ingin memusatkan perhatiannya untuk beribadah dengan cara berpuasa sepanjang siang dan shalat sepanjang malam serta menjauh dari wanita. Maka Rasulullah SAW mengingkari hal itu dengan mengatakan:"Adapun saya, berpuasa dan makan, shalat dan tidur dan menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku, maka tidak termasuk golonganku." (HR. Bukhari)
Islam telah menjadikan istri yang shalihah merupakan kekayaan paling berharga bagi suaminya setelah beriman kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya.
Islam menganggap istri yang shalihah itu sebagai salah satu sebab kebahagiaan.Rasulullah SAW bersabda, "Seorang mukmin tidak memperoleh kemanfaatan setelah bertaqwa kepada Allah Azza wa jalla yang lebih baik selain istri yang shalihah, jika suami menyuruhnya dia taat, jika dipandang dia menyenangkan, jika ia bersumpah kepadanya dia mengiyakan, dan jika Suami pergi (jauh dari pandangan) maka dia memelihara diri dan harta (suami)nya" (HR. Ibnu Majah)Rasulullah SAW bersabda, "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Muslim)Rasulullah SAW bersabda, "Di antara kebahagiaan anak Adam (adalah) istri shalihah, tempat tinggal yang baik, dan kendaraan yang baik. (HR. Ahmad)Islam mengangkat nilai wanita sebagai istri dan menjadikan pelaksanaan hak-hak suami-istri itu sebagai jihad di jalan Allah.Ada seorang wanita datang kepada Nabi SAW bertanya, "Wahai RasuIullah, sesungguhnya aku adalah delegasi wanita yang diutus kepadamu dan tidak ada satu wanita pun kecuali agar aku keluar untuk menemui engkau."
Kemudian wanita itu mengemukakan permasalahannya dengan mengatakan, "Allah adalah Rabb-nya laki-laki dan wanita dan ilah mereka. Dan engkau adalah utusan Allah untuk laki-laki dan wanita, Allah telah mewajibkan jihad kepada kaum laki-laki sehingga apabila mereka memperoleh kemenangan akan mendapat pahala, dan apabila mati syahid mereka akan tetap hidup di sisi Rabb-nya dan diberi rizki. Amal perbuatan apakah yang bisa menyamai perbuatan mereka dari ketaatan? Nabi SAW menjawab, "Taat kepada suami dan memenuhi hak-haknya tetapi sedikit dari kaum yang bisa melaksanakannya." (HR. Tabrani)Islam telah menetapkan untuk istri hak-hak yang wajib dipenuhi oleh suaminya.
Hak-hak itu tak sekedar tinta di atas kertas, akan tetapi Islam menjadikan lebih dari itu yaitu yang mampu memelihara dan mengawasi.
Pertama, keimanan dan ketaqwaan seorang Muslim, kedua, hati nurani masyarakat dan kesadarannya, dan ketiga keterikatan dengan hukum Islam.
Pertama kali hak yang wajib dipenuhi seorang suami terhadap istrinya adalah mas kawin yang telah diwajibkan oleh Islam sebagai tanda kecintaan seorang suami terhadap istrinya.
Allah SWT berfirman,"Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika: mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati; maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya." (An-Nisa': 4)
Maka di manakah letak wanita dalam peradaban selain Islam yang memberikan sebagian hartanya kepada kaum lelaki, padahal fithrah Allah telah menjadikan wanita itu menuntut dan tidak dituntut (untuk memberi harta).
Hak yang kedua yang harus dipenuhi seorang suami terhadap istrinya adalah nafkah. Seorang suami diwajibkan untuk mencukupi makanan, pakaian, tempat tinggal dan pengobatan kepada istrinya.
Rasulullah SAW menjelaskan hak-hak wanita yang harus dipenuhi oleh seorang suami dalam sabdanya, "Dan bagi wanita (yang diwajibkan) atas kamu (kaum lelaki) rizki mereka dan pakaian mereka dengan ma'ruf (baik)." Yang dimaksud dengan ma'ruf adalah sesuatu yang dianggap baik oleh ahli agama tanpa berlebihan dan tanpa mengurangi. Allah berfirman:"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannnya.
Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadannya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kesanggupan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (At-Thalaq:7)
Hak yang ketiga adalah mempergauli dengan baik. Allah SWT berfirman, "Dan pergaulilah mereka (istri-istrimu), baik dalam berbicara, wajah yang berseri-seri, menghibur dengan bersendagurau dan mesra dalam hubungan.Rasulullah SAW bersabda, "Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaqnya, dan yang paling bersikap lemah lembut terhadap keluarganya." (HR. Tirmidzi)Ibnu Hibban berkata dari Aisyah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan saya adalah sebaik-baik (perlakuan) terhadap keluarga saya."Sirah Nabawiyah secara aplikatif telah membuktikan kelembutan RasuIullah SAW terhadap keluarganya dan akhlaq beliau sangat mulia terhadap para istrinya.
Sampai-sampai Rasulullah SAW sering membantu para istrinya untuk menyelesaikan tugas-tugas di rumah dan di antara kelembutan Rasulullah SAW adalah bahwa beliau pernah mendahului Aisyah berlomba lari dua kali, lalu Aisyah mengalahkan beliau sekali dan sekali lagi dalam kesempatan yang lainnya.
Maka beliau berkata kepada Aisyah "Ini dengan itu (skor sama)."Sebagai timbal balik dari pelaksanaan hak-hak yang wajib dipenuhi seorang suami terhadap istrinya, maka Islam mewajibkan kepada istri untuk mentaati suami di luar perkara maksiat. Serta memelihara hartanya, sehingga seorang istri tidak boleh mempergunakan harta tersebut kecuali dengan izinnya.
Demikian juga seorang istri wajib memelihara rumahnya sehingga tidak boleh memasukkan orang ke dalam rumahnya kecuali atas seizin suaminya, walaupun itu keluarganya.Kewajiban-kewajiban ini tidak banyak dan tidak bersifat menzhalimi seorang istri, jika dibandingkan dengan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suaminya.
Oleh karena itu setiap hak selalu diimbangi dengan kewajiban, dan di antara keadilan Islam bahwa Islam tidak menjadikan kewajiban itu hanya dibebankan pada wanita saja atau laki-laki saja.
Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Ibnu Abbas pernah berdiri di depan cermin untuk memperbagus penampilannya. Ketika ditanya beliau menjawab, "Aku berhias untuk istriku sebagaimana istriku berhias untukku," kemudian membacakan ayat yang artinya:"Dan para wanita mernpunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya ." (Al Bagarah: 228)Ini adalah bukti yang nyata tentang dalamnya pemahaman Rasul dan sahabat terhadap Al Qur'an.

KEMANDIRIAN SEORANG ISTRI
Islam tidak membiarkan kepribadian wanita itu larut untuk mengikuti kepribadian suaminya sebagaimana tradisi barat.
Mereka menjadikan wanita mengikuti suaminya, sehingga nama sang istri tidak begitu dikenal. Demikian juga nasab dan marganya, tetapi cukup dikatakan "fulanah istrinya si fulan."
Adapun Islam telah menempatkan kepribadian wanita secara mandiri.
Oleh karena itu kita mengenal istri-istri Rasul SAW dengan nama-nama dan nasabnya seperti: Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Maimunah binti Al Harits, dan Shafiyah binti Huyyai yang bapaknya adalah seorang Yahudi yang pernah memerangi Rasulullah SAW.
Sebagaimana kepribadian wanita saat ini tak akan terkurangi dengan ia menikah dan tidak akan kehilangan kemampuannya dalam hal perjanjian jual beli dan muamalah.
Dia berhak menjual dan membeli, dia berhak memberi upah, dia berhak memberikan hartanya, bershadaqah, memberi makan dan sebagainya.
Pemahaman seperti ini belum sampai pada wanita Barat kecuali baru-baru ini saja.
Dan di sebagian negara, wanita masih sangat terikat dengan keinginan suaminya.

Suami Yang Shaleh



Kriteria Suami yang Shaleh

Kriteria suami yang shaleh adalah suami yang selalu berusaha melaksanakan seluruh kewajiban secara baik dan bertanggung jawab. Apabila Anda bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban berikut, Insya Allah Anda akan menjadi suami yang shaleh. Adapun kewajiban-kewajiban tersebut adalah,
1. Memberikan nafkah lahir berupa sandang, pangan, dan papan sesuai kemampuan, sebagaimana firman Allah swt., “Dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (isteri) dengan cara yang baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 233) “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.” (Q.S. Ath-Thalaaq 65: 6)
2. Memberikan nafkah batin Salah satu kebutuhan manusia adalah terpenuhinya hasrat biologis. Hubungan biologis akan menjadi perekat pernikahan apabila dilakukan atas dasar saling membutuhkan dan dilakukan dengan cinta. Allah swt. menetapkan bahwa suami berkewajiban memenuhi nafkah batin isteri. “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (Q.S. Al Baqarah: 223) Ayat ini sifatnya perumpamaan, Allah swt. mengumpamakan istri bagaikan kebun tempat bercocok tanam sementara suami diumpamakan sebagai orang yang akan menanam benih, maka datangilah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki. Ayat ini menegaskan bahwa dalam melakukan hubungan intim, gaya apapun boleh dilakukan asal keduanya (suami-isteri) merasa nyaman. Yang dilarang hanya satu, yaitu tidak boleh melakukan hubungan intim lewat dubur sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ahmad dan Ash Habus-Sunan dari Abu Hurairah. “Terlaknatlah laki-laki yang mendatangi perempuan pada duburnya.”
3. Memberi Bimbingan pada Keluarga Suami mempunyai status sebagai pemimpin dalam keluarga, karenanya ia berkewajiban memberi nafkah lahir, batin, dan memberi bimbingan agama kepada istri dan anaknya. “Kaum laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (istri), oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (suami) atas sebagian yang lain (istri), dan karena mereka (suami) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Q.S. An-Nisaa 4: 34) “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Q.S.Thaahaa: 132)
4. Memperlakukan istri secara baik dan menjaga perasaannya Rasulullah saw. menilai bahwa suami yang terbaik baik adalah yang paling baik pada istrinya “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaqnya, dan sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrimu.” (H.R. Tirmidzi) “...dan bergaullah dengan mereka secara baik...” (Q.S. An-Nisaa :19) “Hendaklah kamu (suami) memberi makan istri apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian kepadanya bila engkau berpakaian, dan jangan engkau pukul mukanya, dan jangan engkau jelekkan dia, dan jangan engkau jauhi melainkan di dalam rumah.” (H.R. Ahmad, Abu Daud, Nasa'i, dan yang lainnya)
Apabila empat kewajiban ini Anda kerjakan dengan sebaik-baiknya, insya Allah Anda akan menjadi suami yang ideal bagi istri dan menjadi ayah yang jadi kebanggaan anak-anaknya. Semoga! Wallahu A'lam.